Friday 31 May 2013

INDEKS E-BOOK cara menggambar

1. Buku Dynamic Figure Drawing (Burne Hogarth) http://www.facebook.com/groups/313276025470810/313847418747004/

2. Buku Anatomy For Fantasi Artist (Glenn Fabry)


3. Complete Guide To Drawing From Life (Bridgman's)


4. Buku Constructive Anatomy (George B. Bridgman)


5. Buku The Human Figure In Motion (Eadweard Muybridge)


6. Buku Drawing Cutting Edge Anatomy (Christopher Hart)


7. Buku Drawing The Human Head (Burne Hogarth)


8. Buku Dynamic Wrinkles And Drapery (Burne Hogarth)


9. Buku Eye Of Painter (Andrew Loomis)


10. Buku Facial Expression (Gary Faigin)


11. Buku Figure Drawing Without A Model (Ron Tiner)


12. Buku Potrait Drawing (Wendon Blake and Jhon Lawn)




Gunakan hjsplit untuk menggabungkan file

Silahkan gabung ke facebook group terlebih dahulu dan happy download..

Attribute Changer, Selamatkan file yang disembunyikan Virus

Sering terjadi kepada kita ketika pulang dari warnet pas nyampe rumah flash disk yang pertamanya berisi kemudian tiba-tiba tak nampak file dan foldernya ketika antivirus di komputer atau laptop dirumah mendeteksi dan membersihkannya. Kebanyakan orang bilang file dan foldernya dimakan virus dan dihapus oleh antivirus. Bisa jadi iya dan bisa jadi juga tidak. Tapi bisa kita cek terlebih dahulu.

Bagaimana caranya?apakah file di dalamnya masih bisa terselamatkan? Mari kita cek dahulu.

1. Langkah pertamanya adalah mengecek apakah flashdisk kita masih berisi atau tidak dengan cara mengklik kanan di Explorer di drive dimana flashdisk kita ditancapkan.


2. Jika isi flashdisk masih ada, berarti ada harapan data yang ada di dalamnya masih bisa diselamatkan.


3. Jika seperti gambar di atas, berarti flashdisk anda masih ada isinya. Dan langkah selanjutnya adalah menginstal Attribute Changer. Tinggal klik 2x installernya dan next sampai finish. Jika sudah langkah berikutnya adalah dengan memunculkan file yang terhidden (tersuruk) di dalam flashdisk dengan cara mengklik Organize pada toolbar Windows Explorer yang terletak di sudut kiri atas Windows Eksplorer kemudian pilih Folder and search options.


4. klik folder and search options maka akan keluar dialog box dan klik tab "view", kemudian klik "show hidden files, folders, and drives". Gunakan skrol untuk menggerakkan kebawah sedikit dan hilangkan tanda centang di "Hide protected operating system files (Recommended)".


5. Jika sudah, pilih drive dimana flashdisk anda di tancapkan. Jika file masih ada disembunyikan, maka akan terlihat file dan folder dengan warna kabur-kabur disana. Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan software Attribute Changer yang kita instal tadi, yaitu dengan cara mengklik kanan folder atau file yang berwarna kabur tadi dan pilih "Change Attributes..", setelah itu maka akan keluar dialog box dan kita tinggal menhilangkan tanda centang di "Read Only", "System", "Hidden", dan "Archive" pada tab "Folder Properties" dan pada tab "File Properties". Kemudian tinggal klik "Apply" dan "OK".


Dan hasilnya sekarang folder dan file yang warnanya kabur tadi sekarang sudah menjadi seperti folder dan file laiinya. Itu tandanya data anda sudah tidak terhidden (tersuruk lagi).

6. Langkah terakhirnya adalah anda membalikkan ke 4 tadi, sehingga file system yang nampak tadi tersembunyikan lagi agar tidak dirubah dan mengganggu sistem windows.

Untuk mendownload silahkan di sini

Tuesday 28 May 2013

LDC // Padang ke Curup Lewat Kerinci

Ini adalah catatan perjalananku dari Padang sampai ke Curup, tapi mampir dulu ke Kerinci tanggal 5-18 Mei 2013 kemarin.
Selengkapnya di sini :

Hari Pertama
Berangkat dari Padang jam 07.30 pagi kemudian singgah dulu di rumahnya Bang Firdaus Oyon (Facbook Alam Sumatera Barat) untuk dijamu sarapan pagi. Kemudian melanjutkan perjalanan langsung ke Sitinjau Laut dengan trek menanjak tiada hentinya sampai sore hari waktu istirahat.
Perjalanan dari Padang sampai ke Lubuk Selasih ditemani oleh Bang Firdaus Oyon yang langsung mengabadikan perjalananku hari ini sampai ke Lubuk Selasih.
Foto ketika tanjakan
Malam ini beristirahat di tenda di pinggir jalan antara Lubuk Selasih - Solok Selatan dikarenakan sudah tidak memungkinkan lagi melanjutkan perjalanan karena suhu sangat dingin dan juga disertai hujan deras. Tapi yang tidak diduga ketika hari sudah mulai gelap ada dua orang anak kecil mengendarai motor berboncengan melempar tenda ku, dan ini juga merupakan pengalaman bertenda pertama kali sendirian selama perjalanan gowes ku selama ini.


Catatan perjalanannya :
Start 07.30
Finish 17.15
Distance 48.05 km
Average 10.08 km/h
Max. Speed 43.7 km/h
Time 4.25.27 h

Hari Kedua
Senin 06 Mei 2013 Berangkat dari pinggir jalan tempat mendirikan tenda malam tadi hingga ke Surian. Melewati salah satu tempat wisata terkenal di Solok yaitu Danau Atas (Danau Kembar) dengan kondisi jalan terus menanjak sampai di Danau Atas dengan ketinggian maximum 1508 mdpl. Pemandangan sepanjang jalan sangat indah karena sepanjang perjalanan sampai ke Danau Atas kiri dan kanan jalan terdapat kebun teh Alahan Panjang.
Kebun Teh Alahan Panjang

Danau Atas (Danau Kembar)

Kemudian jalan menurun saja sampai di Surian. Malam ini hampir beristirahat di Polsek Padang Cermin Surian, tetapi batal karena terselamatkan oleh kawan dari teman satu kos dulu yang tinggal di Surian. Hari ini saya dikejar anjing ketika di tanjakan sebelum sampai di Surian.
Catatan Perjalanannya :
Start 06.30
Finish 04.15
Distance 61.34 km
Average 13.8 km/h
Max. Speed 47.4 km/h
Time 4.24.27 h

Hari Ketiga
Selasa, 07 Mei 2013, Berangkat dari Surian sampai finish di Padang Aro. Kondisi jalan menurun sampai di Muara Labuh dan sedikit menanjak sampai di Padang Aro. Di perjalanan saya sempat singgah dan foto di salah satu rumah gadang di pinggir jalan, sayangnya beberapa foto dan foto yang ada plang namanya rusak, sehingga saya lupa apa nama rumah gadangnya.
Rumah Gadang
Motif ukir di dinding Rumah Gadang
Petunjuk arah Padang Aro
Gunung Kerinci dari Padang Aro
Malamnya saya hampir menggembel lagi. Sebenarnya waktu masih panjang hingga pukul enam sore. Tapi setelah menimbang perjalanan selanjutnya adalah berupa tanjakan tanpa henti, maka saya putuskan untuk istirahat di Padang Aro. Bersyukur malam ini ada yang bersedia direpotkan, sehingga saya tidak ditenda lagi.
Catatan Perjalanannya :
Start 07.30
Finish 03.15
Distance 75.99 km
Average 19.0 km/h
Max. Speed 56.1 km/h
Odo 185.4 km
Time 3.59.09 h

Hari Keempat
Rabu, 08 Mei 2013 Berangkat dari Padang Aro dengan kondisi jalan terus menanjak. Sekitar 15 menit kemudian saya berhenti di sebuah bengkel loakan yang ada di pinggir jalan. Cerita punya cerita ditempat Bapak Salamun ini sering menjadi rumah singgah para petualang, menurut ceritanya anak-anak vespa pernah singgah disana beberapa waktu.
Saya melanjutkan perjalanan tanjakan lagi. Satu Jam mengayuh dari Padang Aro baru menempuh jarak sekitar 10 km saja dan berhenti di sebuah warung kopi untuk ngopi. Pagi hari tadi saya belum mendapatkan kopi.

  • Foto ini diambil setelah saya akan berangkat lagi setelah ngopi


Setelah 6 km berjalan saya berhenti lagi disebuah tempat wisata yang baru di ujung propinsi Sumatera Barat yang namanya Valoe Agro. Tempat ini menyediakan berbagai wisata alam semisal out bound, arung jeram, camping ground, taman bunga dan buah dan sebagainya.
Batu peresmian oleh gubernur Sumbar

Kantor dan Pelataran parkir

Camping ground

sungai arung jeram

taman bunga

out bound area
Setelah berhenti di Valoe Agro lebih dari dua jam, perjalanan aku lanjutkan. Memang dekat,sekitar 25 km lagi menuju Letter W atau perbatasan antara Propinsi Sumbar dengan Kabupaten Kerinci Jambi. Tapi aku khawatir tidak bisa mencapai target ke perbatasan karena semua jalannya menanjak. Aku tahu setelah berdialog dengan warga sekitar. Selain itu sdikit ada perasaan takut karena akan masuk kawasan TNKS (Taman Nasional Kerinci Sebelat) yang aku dengar dari masyarakat sekitar ada orang yang pernah melihat si raja hutan kelika melintasi TNKS.

istirahat sambil ngobrol sama bapak tukang kayu setelah lebih satu jam gowes dari valoe agro
Sampai di perbatasan sekitar jam 5 sore dengan kondisi badan basah karena beberapa kilometer terakhir hujan turun mengguyur. Awalnya aku hanya numpang istirahat untuk shalat ashar di Pos LLAJ perbatasan, dan akhirnya ditawari istirahat malam ini di Pos LLAJ sama abang-abang petugas yang lagi jaga pos. Rencana awal pengen lanjut. Tapi karena sudah sore, dan di lokasi ada wisata air terjun, aku putuskan istirahat di Pos LLAJ dan besok paginya aku berencana untuk main ke air terjun.

foto dengan latar gapura perbatasan sumbar jambi

foto dengan latar gapura perbatasan sumbar jambi dan gunung kerinci

perbatasan sumbar dan kabupaten kerinci
Malam harinya kami berempat dengan tiga orang yang piket menjaga pos LLAJ kopdar bareng dengan kopi aceh yang aku bawa dari padang, kiriman dari seorang temanku dari Aceh bulan lalu. Setelah merasa ngantuk barulah aku istirahat. Suasana malam ini begitu hangat penuh keakraban walau aku baru saja ketemu mereka dan akan pergi lagi besok.

kopdar di pos LLAJ perbatasan

catatan perjalannya : 
Start 08.00
Finish 17.00
Distance 34.27 km
Average 9.3 km/h
Max. Speed 52.3 km/h
Odo 185.4 km
Time 3.40.21 h

Hari Kelima
Kamis, 09 Mei 2013. Sudah empat hari di jalan tapi belum juga sampai di Sungai Penuh. Sudah melewati target sebelumnya yaitu tiga hari. Tapi tidak apa-apa karena perjalanan ini sangat menyenangkan dan aku sangat menikmatinya.
Pagi-pagi aku bangun dan shalat subuh. Kemudian keluar dan duduk bergabung dengan abang yang jagain pos. Satu orang tidur. Kami bertiga duduk di depan api yang dibuat di depan pos untuk menghangatkan badan. Udara sangat dingin sekali. Setelah hari semakin terang, maka tampaklah gunung Kerinci yang berdiri gagah dan tampak bersih. Tak lupa aku mengabadikan di kamera hape ku.
Gunung Kerinci pagi hari
Setelah betul-betul terang, aku jalan kaki ke tempat wisata Air Terjun Telun Berasap yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari pos LLAJ. Disebut air terjun Telun Berasap karena curahan air dari sungai yang jatuh sangat deras yang menyebabkan butiran-butiran air yang beterbangan menjadi seperti asap yang apabila terkena cahaya matahari menjadi akan terdapat pelangi. Sayangnya aku tidak sempat melihat pelanginya karena cahaya matahari belum ada yang menyentuh sekitar air terjun secara langsung.

Air terjun telun berasap

gerbang masuk air terjun
Setelah dari air terjun aku kembali ke pos dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan kembali. Sebelum berangkat tidak lupa aku saling tukar kontak hape dengan abang penjaga pos dan juga foto bersama sebagai kenang-kenangan. Menurut mereka untuk pertama kalinya mereka melihat orang indonesia yang lewat jalur itu dengan sepeda.
pos LLAJ perbatasan

foto bersama makhluk penunggu pos
Perjalanan aku lanjutkan dari pos sekitar jam 09.30 perlahan-lahan mengayuh melewati desa-desa di sekitar kaki gunung kerinci dan gunung tujuh. Sebelum masuk daerah perkebunan teh kayu aro, aku melewati simpang untuk ketempat wisata danau gunung tujuh. Sayangnya aku cuma sendiri dan memang belum tau medannya. Jadinya aku urungkan dulu niatku untuk melihat danau gunung tujuh.
Perjalanan aku lanjutkan dan masuk kawasan kebun teh Kayu Aro. Sebuah pemandangan yang begitu indahnya dan sangat sayang untuk dilewatkan. aku hanya berjalan santai untuk menikmati indahnya surga Kerinci ini. Entah kapan lagi aku bisa menginjakkan kaki di surga ini.

kebun teh kayu aro ketika baru masuk

Sambil menyelam minum air. Sambil jalan-jalan aku sempatkan untuk mencari kawan dan link yang aku pikir mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk saudara-saudara para penggiat adventure baik sepeda maupun gunung. Aku sempatkan untuk singgah di sebuah Home Stay yg terletak tidak jauh dari simpang Macan, simpang dengan tugu macan sebagai gerbang untuk masuk dan naik ke Gunung Kerinci.
Home Stay Paiman

Tugu Simpang Macan Kersik Tuo
Perjalanan aku lanjutkan lagi hingga ke sungai penuh. Sampai di sungai penuh sekitar jam lima sore dan istirahat dulu di pos LLAJ tepat di batas kota Sunagi Penuh sambil menunggu kenalan baruku bang Isna Nugraha yang sedang di jalan pulang dari danau kaca (http://catatanavantgarde.wordpress.com/).
Aku lanjutkan masuk ke dalam kota Sungai penuh dan menunggu samapi malam. Aku ketemu lagi sama teman baru bang Hendro Yohanes yang nungguin warnet dan aku menunggu Bang Isna sampai datang di warnet.
pemandangan dari kayu aro menuju sungai penuh

Batas Kota Sungai Penuh

menunggu sampai malam di depan kerinci merch
Catatan Perjalanannya :
Start 09.30
Finish 05.30
Distance 63.89 km
Average 19.0 km/h
Max. Speed 54.3 km/h
Odo 283.5 km
Time 3.21.26 h

Hari ke Enam sampai Hari Kedelapan aku hanya tinggal di sungai penuh di rumahnya bang Isna bersama dua orang dari Rusia. Dan pada hari kesepuluh Minggu, 12 Mei 2013 itulah kami semua berpisah karena bang Isna harus segera berangkat untuk pindah tugas ke Bangko. Sergey dan Karina (orang Rusia) itu pulang ke Padang untuk menjemput sepeda, sedangkan aku mengungsi ke tempat adik dari salah satu teman bersepeda di padang, ke tempat bang Edo.
Mejeng di depan kantor pajak sebelum berpisah

Sergey, Bang Isna, Karina, dan saya bersama sepeda sebelum berpisah
Selengkapnya tentang kerinci bisa dibaca di halaman sebelah

Hari Kesembilan
Senin, 13 Mei 2013, berat rasanya untuk meninggalkan kota Sungai Penuh ini. Tapi yang namanya perjalanan semua daerah akan kita lewati sebelum sampai ke tujuan akhir. Berangkat dari kediaman bang Edo jam delapan pagi kemudian sarapan di pasar Sunagi Penuh dan jalan lagi menanjak sampai ke Bukit Puncak. Puncaknya pendakian yaitu ketika tiba di gerbang masuk ke TNKS (Taman Nasional Kerinci Sebelat). Setelah itu barulah jalan menurun kembali.

Pemandangan dari Bukit Puncak

Gerbang masuk TNKS
Sebelum sampai di perbatasan TNKS, aku sempat hampir dikejar sapi. Ketika aku lewat sapinya langsung menatapku tajam sambil bersiap berlari untuk mengejarku. sekitar 2 langkah ia berhenti dan aku sesak nafas karena takut dan harus sprint. Hahahaha..
Aku pikir ketika masuk TNKS akan enak sekali karena katanya jalan akan menurun sampai ke Tapan. Itu yang ada dalam bayanganku ketika berfoto di gerbang TNKS. Dengan sedikit perasaan takut karena aku pernah mendengar cerita masyarakat bahwa ada orang yang pernah melihat harimau di daerah ini ketika sendirian jalan. Aku takut juga jika melihat si dia walaupun cuma sekedar lewat saja. Jalanan sangan sepi. Dalam kisaran waktu sekitar 15 menit baru ada lagi kendaraan yang lewat, baik dari arah depan ataupun yang mendahuluiku dari belakang, setelah itu sunyi.hanya bunyi burung-burung dan gesekan ban dan jalanan yang sangat buruk.
kondisi jalan yang sangat rusak parah banget

kondisi jalan yang sangat rusak parah banget

kondisi jalan yang sangat rusak parah banget

kondisi jalan yang sangat rusak parah banget
Sebenarnya inilah yang sangat aku sayangkan. Kondisi jalan yang sangat rusak parah banget ini yang menjadi permasalahan terbesar ketika akan masuk ke kerinci. Kurang lebih sejak dari gerbang TNKS sampai ke perbatasan Sumbar Jambi kondisi jalan seperti ini semua. Jalanan berbatu dan berdebu, berair dan tanah longsor dimana-mana. Jalan seperti ini aku hitung kurang lebih sepanjang 20 km yang semuanya dari perbatasan TNKS sampai ke batas propinsi menurun. Remuk redam rasanya badan ini menahan sepeda karena guncangan yang begitu hebatnya sambil menahan sepeda yang berat dengan beban tanpa suspensi. Selama perjalanan aku hanya berdoa semoga ban ini kuat dan tidak pecah atau bocor karena kondisi jalan yang seperti ini, aku takut kalau ban pecah tentunya aku akan berhenti dan takut melihat sesuatu.
perbatasan jambi sumbar
Dari perbatasan perjalanan aku lanjutkan sampai ke Tapan untuk makan siang dan lanjut terus sampai ke Perbatasan antara Sumbar dan Bengkulu. Antara perbatasan Sumbar Jambi dan Tapan ada sebuah tempat pemandian yang lumayan terkenal yaitu pemandian alam Sako.

Pemandian Alam Sako Tapan


Sekilas tentang Pemandian Alam Sako
Lokasi : Kampung Muaro Sako Kenagarian Sungai Gambir Sako Tapan
Jarak : ± 20 Km dari Pasar Tapan Ke arah Sungai Penuh / Kerinci (kearah timur)
Jenis : Pemandian, Peristirahatan, Pemandangan, Kuliner
Pemandian Alam Sako Tapan adalah sebuah lokasi objek wisata yang terkenal alami dan selalu dikunjungi oleh masyarakat Tapan dan sekitarnya terutama pada akhir pekan dan hari libur. Objek wisata ini menjadi tempat melepas lelah dan menghilangkan kesuntukan bagi masyarakat Tapan dan luar Tapan seperti dari Kab. Mukomuko Prov. Bengkulu dan daerah lain di Kab. Pesisir Selatan.
Disini pengunjung bisa melepas lelah sembari menikmati pemandangan dan menghirup udara pegunungan yang menyegarkan. Ditemani suara kicau burung dan gemercik air yang merdu pengunjung dapat mandi secara gratis di sungai yang masih alami dengan batu-batu besar dan air yang jernih bebas dari polisi dan sampah.
Jika lapar pengunjung dapat menikmati hidangan yang disediakan para pedagang dengan suasana lesehan dan pemandangan yang sudah pasti menarik karena terletak dekat dengan sungai dan dikelilingi oleh kolam-kolam ikan.
Ada subuah tradisi lama di Tapan yang masih dipertahankan sampai sekarang yang pelaksanaannya berorientasi ke Pemandian di Sako ini, yakni tradisi Balimau menjelang masuknya bulan Ramadhan. Pemandian Sako akan ramai pada sore hari sehari sebelum melaksanakan ibadah puasa sebagai simbol dari pembersihan diri menyambut datangnya bulan suci.

perbatasan Sumbar Bengkulu

perbatasan Sumbar Bengkulu
Dari perbatasan perjalanan aku lanjutkan dengan agak sedikit memaksa tenaga, karena badan memang sudah mulai terasa remuk akibat jalan sepanjang 20 km antara sungai Penuh dan Tapan tadi. Dengan sisa-sisa tenaga aku paksakan untuk terus melaju sampai ke Muko-muko Bengkulu, karena disana sudah ada teman yang menunggu. Akhirnya aku cuma sanggup sampai di Lubuk Pinang, kurang lebih sekitar 23 km dari Muko-muko. Saat ini jam lima sore. Tenaga sudah terkuras habis. Aku istirahat di sebuah warung dan kebetulan ada pick up yang berhenti untuk membeli sesuatu. Terpaksa loading pick up. Kalau temanku tidak menunggu kedatanganku, malam ini aku bakal istirahat di Lubuk Pinang. Akhirnya terpaksa loading sampai Muko-muko.
Pagar Bandara di Muko-muko dari atas Pick up
Catatan Perjalanannya : 
Sungai Penuh - Tapan - Lubuk Pinang
Start 09.00
Finish 17.00
Distance : 119.62 km
Average : 18.1 km/h
Max. Speed : 51.4 km/h
Odo : 411.4 km
Time 6.34.21 h
Muko-muko +23 km lagi.

Hari Kesepuluh
Selasa, 14 Mei 2013, dengan seluruh badan sakit aku paksakan juga untuk menggowes sepeda, entah sampai kemana aku akan menyerah, yang penting gowes dulu. Pinggang, punggung, perut semua terasa sakit. Sepanjang perjalanan dan yang terjauh Padang-Jogja kemarin, baru kemarin lah jalanan yang paling parah aku rasakan, dan efeknya sekarang baru sangat terasa. Tenaga juga terasa hilang. Badanpun lemas semua.
Akhirnya aku menyerah di kilometer sekitar 30 km dari muko-muko. Aku lupa apa namanya, kalau tidak salah simpang Trans Air Dikit. Disana aku betul-betul menyerah. Di pinggir jalan di depan sebuah warung aku tidur-tiduran berharap ada sebuah pick up datang dan membawaku. Yang aku takutkan jika tetap memaksa lanjut adalah keadaan badanku sendiri yang sangat lemas.
Tiga jam menunggu ada sebuah truk yang keluar dari dalam Trans dan aku minta tumpangan dan diberikan. Aku menumpang sampai ke Ipuh. Jarak Muko-muko Ipuh dalam hitungan speedometer ku tahun 2011 kmaren sekitar 110 km. berarti sekitar 80 km aku numpang truk.
foto tiang pemancar yang aku ambil ketika sedang tidur-tiduran
Jam empat sore aku sampai di Ipuh. Aku gowes sedikit dan istirahat untuk shalat ashar di masjid. Kemudian karena tenaga masih ada, aku lanjutkan perjalanan sampai di simpang SP I Air Muring. Disana aku berhenti untuk makan di sebuah rumah makan dan akhirnya bermalam di sana.
sunset yang aku ambil dari depan rumah makan
Hari Kesebelas
Rabu, 15 Mei 2013. Pagi hari badanku masih terasa lemas sekali. Aku mesti tetap jalan karena uang sudah menipis. Hanya ada Rp 50.000 lagi yang tersisa dikantongku. Aku akan tetap jalan walaupun sisanya mesti numpang lagi di mobil. Bagi ku tak masalah. Fanatik disepeda memang dibutuhkan supaya kita tidak mudah menyerah, tapi  perhitungkan kondisi tubuh.
Perjalanan aku kembali lanjutkan. Awalnya baik-baik saja, tapi setelah kilometer 10 badang menjadi lemas lagi. Aku terus paksakan sampai ke Air Muring. Ada seorang abang temanku di sana. aku pikir bisa istirahat di sana dulu biar lebih tenang.
Jarak dari Rumah makan ke Air Muring Putri Hijau sekitar 30 km. Setelah sampai Putri Hijau, Aku menyerah dan istirahat di rumah abang temanku sampai sore.
pagi hari di depan rumah makan

tempat aku numpang istirahat di depan rumah makan

kucing yang menemani tidurku. dia tidur di kaki
Di Putri Hijau aku tertidur setelah diberi sebutir vitamin. Kemudian sore harinya aku lanjutkan perjalanan dengan menumpang mobil dari koran harian Bengkulu Express sampai ke kota Bengkulu. Jarak Putri hijau Bengkulu sekitar 100 km. Dan hari ini aku hanya menggowes sekitar 33 km saja. badanku memang sudah tidak kuat lagi. Dan ketika gowes tadi pagi aku dikejar anjing lagi.

Hari Kedua Belas dan Hari Ketiga Belas
Hari kedua belas dan ketiga belas aku hanya istirahat di Bengkulu di kosan ketiga temanku. Aku istirahat total tanpa gowes karena badan masih saja terasa sakit, lemas dan tidak enak. Hanya itu keputusan yang bisa aku ambil supaya badan ini benar-benar tidak drop dan tidak jatuh sakit.

Hari Keempat Belas
Sabtu, 18 Mei 2013 aku lanjutkan perjalanan ku kembali menuju rumah tercinta di Curup. Jarak curup dan Bengkulu sekitar 86 km. Aku berangkat dari Bengkulu sekitar jam 11.15 siang dan alhamdulillah tiba dengan selamat di rumah sekitar jam setengah lima sore. Alhamdulillah beruntung hari ini tidak ada yang mengejarku seperti hari-hari kemarin.


Selamat membaca. Mohon tinggalkan komentar, Kritik dan sarannya..