Saturday, 2 November 2013

BERBEDA ITU INDAH (tigo)

Rute hari terakhir ini hanya rute biasa saja. Tak banyak yang akan saya ceritakan pada rute terakhir kali ini. Bukittinggi-Padang (kos-kosan saya) hanya berjarak sejauh kurang lebih 86 km, dengan trek rata-rata menurun. Kebalikan dari trek pertama dari Padang menuju Batu Sangkar, yang dominan mendaki. Tapi sebelumnya saya akan bercerita tentang beberapa panorama indah yang berada di Bukittinggi.

Saya tak banyak mengunjungi tempat-tempat wisata di Bukittinggi. Hanya ke Taruko saja. Taruko terletak di kawasan Ngarai Sianok. Entah sudah berapa kali saya ke Ngarai Sianok. Sedari kecil sejaka sering dibawa oleh Almarhum kakek saya ke Bukittinggi, entah sudah berapa kali saya menginjakkan kaki di Ngarai Sianok ini. Tapi kali ini saya hanya lewat saja. Saya penasaran ke tempat yang namanya Taruko. Memang sudah sering mendengar nama tempat ini, tapi ini untuk yang pertama kalinya saya ke sini.

Ditemani Bang Rahmat, saya berangkat sekitar jam 9 dari rumahnya. Tapi sebelum ke Taruko, saya sempatkan dulu untuk mengambil beberapa foto di Balai Kota Bukittinggi. Terdapat pemandangan yang bagus di Balai Kota, hanya saja saya kurang beruntung karena cuaca pagi ini mendung. Jadi puncak gunung marapi tertutup awan, hanya gunung singgalang yang kelihatan seluruh bagiannya. Sungguh indah saya bayangkan jika kedua gunung ini tampak pada saat cuaca cerah. Mungkin lain kali kesempatan akan memberikan saya pemandangan seperti yang saya inginkan.

Gunung Marapi (tertutup awan) dan Gunung Singgalang dari Balai Kota Bukittinggi


Dari Balai Kota, saya langsung bergerak menuju Taruko. Sama seperti tadi. Pemandangan gunung singgalang kali ini juga tertutup awan. Jadi puncaknya tidak kelihatan juga. Tapi tidak apa lah, pemandangan Taruko memang indah. Bukit berdiri dan pas di puncak bukit terdapat sebuah pohon. Bang Rahmat menjelaskan bahwa pada awalnya bukit ini lumayan besar, mungkin karena terkikis air hujan terus menerus, bukitnya sekarang menjadi agak kecil. Mungkin 10 atau 20 tahun kemudian bisa jadi bukitnya memang betul-betul hilang.

Pemandangan di Taruko
Tak bisa lama-lama saya di sini. Ada amanah satu lagi yang harus saya penuhi, yaitu berkeliling mensurvei hotel-hotel yang ada di Bukittinggi. Perjalanan keliling Bukittinggi ini saya lakukan sendiri setelah makan siang. Saya tak mau merepotkan Bang Rahmat untuk mengantarkan saya keliling Kota.

Setelah jam 3, saya berangkat dari Bukittinggi menuju Padang. Suasana hujan mengguyur saya semenjak mulai berangkat dari Bukittinggi. Tapi tidak masalah, karena saya suka hujan. Hanya saja harus lebih berhati-hati karena jalan licin, turunan dan kendaraan ramai. Malam ini juga saya harus sampai di kosan.

Yang harus diperhatikan ketika melaui jalan antara Bukittinggi menuju Padang ini, harus ekstra hati-hati. Karena semua kendaraan menggila dan jalannya tidak terlalu lebar. Hanya pas untuk dua kendaraan besar. Seperti yang telah saya sebutkan pada posting sebelumnya, jalanan penuh sesak, semuanya penuh, jadi kehati-hatian juga harus penuh. Pada rute kali ini saya hampir saja diserempet truk dengan kecepatan mungkin 60 km/jam sebanyak tiga kali. Mungkin jika saya ukur jarak dari handlebar ke bagian sisi truk yang paling dekat dengan saya nyaris satu jengkal lagi. Dan saya harus mengalah turun ke bahu jalan untuk menghindari kecelakaan. Tiga kali ini hampir terjadi. Ingin rasanya meneriaki si supir untuk hati-hati. Tapi apalah daya, suara ini lebih kecil dibandingkan dengan deru mesin truk besar itu.

Yah, pesan saya lebih hati-hati dan hati-hati.

rute Bukittinggi-Padang
Elevasi ketinggian Bukittinggi-Padang

Semua data diambil dari http://bikeroutetoaster.com

No comments: